Jumat, 27 Februari 2015

Salam Dua Puluh Delapan Februari

Ini hari besarmu, berbahagialah dua kali lipat dari biasanya. 

Tolong jangan pernah berpikir bahwa kamu tak dicintai siapa-siapa.  Jatuh itu sakit, tapi takkan sesakit saat kamu menahannya sendirian. Ingatlah aku dan Tuhan. Dua sahabat yang mungkin ada nya tak begitu nyata terlihat, tapi dukungan dan sumbangan pelukan akan selalu berjalan pekat. Aku tidak bisa memastikan keadaanmu akan baik-baik saja, karena itu kendali semesta untuk menghadirkan pelajaran yang mendewasakan. Tapi selama peganganmu masih tak terlepas pada Tuhan, aku bisa memastikan Dia yang terbaik yang bisa membuat keadaanmu kembali baik. Saat pergantian hari tadi, aku melipat jemari. Berbisik-bisik pada Ayah kesayangan kita di Surga. Aku merayunya untuk kembali menghadirkan pertemuanmu dengan pria kesukaanmu. Sayangnya Tuhan lebih tahu serindu apa hatimu. Mengiyakan bukan berarti langsung melaksanakan. Tunggu waktuNya ya? Mungkin ketika kau tak berharap, langkahnya sedang berderap menujumu hingga muncul lagi ketika kamu terlelap.


Aku berterima kasih atas peran Tuhan dalam menghadirkanmu dua puluh dua tahun yang lalu. Aku berterima kasih atas usilnya semesta dalam mempertemukan kita.  Kita hadir dalam ketidaksengajaan, namamu yang sering berlalu-lalang cukup mengusik kornea untuk ikut penasaran. Hingga tangan Tuhan merakit kita dalam sebuah pertemuan. Hingga akhirnya resmi banyak hal terjadi yang mengikat kita untuk semakin mengenal lebih lagi. Banyak kesamaan, banyak pertidaksamaan. Tapi bukan dari itu tolak ukur persahabatan kita. Aku tidak tahu bagaimana sejarah cerita kita nanti, tapi aku tak ingin tali ini putus. Semarah apapun, setidaksuka apapun, aku harap kita tak pernah amnesia untuk selalu bermaafan dan kembali. Banyak mimpi yang ingin kugantungkan dengan tali. Tapi aku terlalu pendek, aku perlu seseorang untuk membantuku menggantungkannya. Hingga nanti ketika Tuhan sudah begitu jauh melihat usaha kita, lalu Dia pun luluh untuk bilang ‘iya’. Aku akan bersabar sampai saat Tuhan menggenapi mimpi-mimpi sederhana kita. Kamu juga kan?

Bahagia selalu ya. Jangan bosan-bosan untuk berada di dekat lelaki kesayanganmu. Ya, aku. Hanya sepuluh jemari, hati, dan liarnya bibir yang berkomat-kamit mengirimkan bungkusan doa. Maaf jika hanya bisa memberi sesederhana itu.

0 komentar:

Posting Komentar

easy-forex