Jumat, 27 Februari 2015

Salam Dua Puluh Delapan Februari

Ini hari besarmu, berbahagialah dua kali lipat dari biasanya. 

Tolong jangan pernah berpikir bahwa kamu tak dicintai siapa-siapa.  Jatuh itu sakit, tapi takkan sesakit saat kamu menahannya sendirian. Ingatlah aku dan Tuhan. Dua sahabat yang mungkin ada nya tak begitu nyata terlihat, tapi dukungan dan sumbangan pelukan akan selalu berjalan pekat. Aku tidak bisa memastikan keadaanmu akan baik-baik saja, karena itu kendali semesta untuk menghadirkan pelajaran yang mendewasakan. Tapi selama peganganmu masih tak terlepas pada Tuhan, aku bisa memastikan Dia yang terbaik yang bisa membuat keadaanmu kembali baik. Saat pergantian hari tadi, aku melipat jemari. Berbisik-bisik pada Ayah kesayangan kita di Surga. Aku merayunya untuk kembali menghadirkan pertemuanmu dengan pria kesukaanmu. Sayangnya Tuhan lebih tahu serindu apa hatimu. Mengiyakan bukan berarti langsung melaksanakan. Tunggu waktuNya ya? Mungkin ketika kau tak berharap, langkahnya sedang berderap menujumu hingga muncul lagi ketika kamu terlelap.

Sabtu, 14 Februari 2015

Redup



kekosongan, kehampaan adalah jawaban angin malam ini
mencoba meraba pada titik logika yang dalam
emosi telah mendominasi perasaan seperti bayangan hitam dalam cahaya yang redup
masa lalu tidak pernah memahami pengorbanan
apakah masa sekarang yang terlalu egois berharap,


memberi harapan adalah titik hitam di ruang gelap
berharap pada pagi
memberi harapan kepada mentari
meyakinkan diri hari esok akan datang

Senin, 09 Februari 2015

Hai Malam...

Hai malam,
Mungkin kau tak suka senja
Melihat mentari yang dewasa membuatmu pilu
Waktu bersamanya telah habis

Malam akan tiba
Aku tak suka melihatmu menatap senja
Tatapan capek, namun penuh harap
Dan berbalik memunggunginya
Membuat malam datang padanya

Hai malam,
Jangan berikan ia mimpi indah
Ia ingin menyambut pagi
Melihat senyum mentari yang hangat
Tanpa rekayasa, seperti mimp




Selasa, 03 Februari 2015

KETIDAKTAHUANKU

Mungkin terutama tentangmu.

Diantara para pemerhati yang lebih banyak tahu soal segala hal dari objek yang dicintai, aku mungkin termasuk salah satu yang masih amatir mengoleksi pengetahuan tentangmu. Bukannya aku tak mencari ini itu, bukannya aku tak bergerak mengerahkan pikiranku untuk mencari tahu. Tapi sepertinya kamu bersembunyi di planet terjauh dari bumi. Meski sejauh apapun kaki mencari, tak kutemukan tombol pembuka misteri keingintahuan hati. Aku tahu ini bukan penasaran, karena telah kukerahkan seluruh perasaan. Aku hanya terheran-heran, belum ada banyak pertanyaan yang terjelaskan lewat jawaban tapi hati semakin menjadi-jadi berlatih seperti sang ahli dalam percintaan. Di kepalaku masih terisi ketidaktahuanku, tapi aku masih ingin seterusnya mencintaimu. Semoga waktu tak mengecewakan angan yang berlayangan, semoga perasaan tetap pada ketetapan, hingga akhirnya duniamu menjadi bagianku satu persatu.

Pada ketidaktahuanmu, aku masih menunggu. Mungkin kini kita seri, sama-sama tidak tahu tentang masing-masing isi hati. Biarlah semesta berkonspirasi, sedang kita sembari menyiapkan hati

easy-forex