Sabtu, 16 Desember 2017

Beranjak

Aku sudah selesai
Tak lagi ku mencari tentang mu
Tak lagi ku telusuri apa yang sedang kau kerjakan
Tak lagi ku ingin tau hari-harimu

Kita dua orang yang sama-sama keras kepaladan kau tau, akupun  menyadari itu
Selalu menunggu tanpa ada yang berinisiatif untuk memulai
Kau dengan ego mu yang tinggi, aku dengan prinsip yang besar.

Harusnya cinta tidak seperti itu kan??
Kita tidak bisa sama-sama ingin menjadi matahari, hingga lupa bahwa bumi yang kita pijak tidak memiliki malam.
Kita tidak bisa sama-sama ingin menjadi bulan, lupa siapa yang akan menerangi tempat yang indah ini.

Maka . . . .
Tentang perasaan ini, biarlah aku serahkan kepada sang pemberi rasa.
Kuserahkan sepenuh-Nya kepadanya.
Semoga kau selalu ada dalam lindungan-Nya

Pertemanan

Tak apa jika mencari ketika kau ingin dibantu saja. Tetapi jangan menghilang ketika dicari untuk membantu. Tak apa-apa jika kau datang saat kau butuh saja. Asal jangan menghilang ketika dibutuhkan. tak semua harus dibalas sama, setidaknya sadar dulu pernah diterima. Tak semua harus dibals sama, sitidaknya jangan berlagak tidak pernah terjadi apa-apa.

Pertemanan itu harusnya saling tumbuh, bukan malah menghilang disaat salah satunya jatuh. 

Jumat, 15 Desember 2017

Kamu Yang Tidak

Aku rasa, kita tidak saling jatuh cinta.
Kita, hanya dua orang yang tak sengaja dipertemukan dalam satu keadaan, lalu kebetulan bahagia berkat kehadiran masing-masing. Tapi, tidak untuk lebih.
Kita, hanya dua orang yang saling membutuhkan untuk membunuh kesepian di sisi kita, lalu merasa nyaman karena memiliki seseorang untuk diajak berbagi.
Aku, tidak memerlukan lagi jawaban atas pertanyaan “kita ini apa?”. Kamu, juga mungkin tidak pernah berniat menjanjikan “kita”. Aku, kamu, tau itu.
Aku, mungkin sudah terlanjur jatuh sebelum kamu mencegahku. Kamu, mungkin pernah sekali saja kagum padaku. Tapi, perihal perasaan kita, biarlah kita mengetahuinya dengan cara yang paling indah.
Aku rasa, kita memang tidak saling jatuh cinta. Atau mungkin, aku saja, kamu yang tidak.


dikutip dari @karenapuisiituindah

Kamis, 14 Desember 2017

iya


Penasaran adalah ingin tahu yang sekarang dikenal dengan kepo. pada hal kalau ingin tahu bisa beli dengan ibu-ibu tukang gorengan dipinggir jalan. Jawaban iya adalah sebuah jawaban yang memuaskan bagi yang penasaran dan sekaligus membuka jalan bagi rasa penasaran berikutnya. seolah-olah jika belum iya maka penasaran belum terpuaskan. semisal ketika minta uang jajan, jika belum iya maka tidak berhenti merengek. bisa juga ketika menyatakan perasaan, jika belum dapat jawaban iya, maka tidak berhenti mendekati. bahkan sekarang ini kalau dipanggil tidak menjawab iya dibilang sombong. padahal hidup tidak selamnya baik. pada kenyataannya banyak yang hidup dengan “tidak”. dengan berbagai bentuk penolakan yang mereka ingin katakan. namun, lagi-lagi mereka membuat drama dalam diri mereka seperti di dalam layar berlapis kaca, menjadi orang yang bersyukur atau negluh-ngeluh. pada hal jika kedua kata itu disatukan, maka akan membuat frasa baru yang artinya mengarah kebentuk meyakinkan atau penguatan untuk diri mereka sendiri. “iya tidak?”. intinya kita ini masusia yang rezekinya tidak jauh dari orang lain dan tidak bisa lepas daei support orang lain, karena kita adalah makhluk sosial. iya tidak?

Untuk Terlalu Yang Keterlaluan

terlalu sibuk bekerja
terlalu nyaman sendiri
terlalu merasa biasa
terlalu lama berlalu
terlalu tak diinginkan
untuk terlalu (ku) yang keterlaluan
maaf aku meninggalkanmu terlalu lama
semoga inspirasi ini tidak terkubur dengan terlalu yang keterlaluan.


_post pertama sekian lama menghilang ^^

easy-forex