Barangkali memang benar, nasib terbaik manusia kedua
setelah tidak pernah dilahirkan, adalah mereka yang tidak pernah jatuh cinta
Menciptakan dan meninggalkan kenangan di
mana-mana,
Di atas meja kafe-kafe di pinggiran jalan, di sepanjang jalan raya, di peron-peron stasiun, di setiap lampu merah yang masih menyala 120 detik lamanya.
Di atas meja kafe-kafe di pinggiran jalan, di sepanjang jalan raya, di peron-peron stasiun, di setiap lampu merah yang masih menyala 120 detik lamanya.
Oh, tunggu, itu belum seberapa,..
Jika sudah sampai tahap kau terbiasa dengan bau tubuh seseorang, malang betul nasibmu, satu hari tidak bertemu saja rasanya ingin kau hancurkan isi kepalamu itu, atau kau sumbat kedua lubang hidung kemudian memilih bernafas dengan mulut sepanjang hari.
Jika sudah sampai tahap kau terbiasa dengan bau tubuh seseorang, malang betul nasibmu, satu hari tidak bertemu saja rasanya ingin kau hancurkan isi kepalamu itu, atau kau sumbat kedua lubang hidung kemudian memilih bernafas dengan mulut sepanjang hari.
Atau yang lebih buruk lagi jika kau punya ingatan
yang kuat, mungkin kau akan sering berharap agar cuaca tak pernah datang
semena-mena, karena barangkali untuk sebagian orang yang ingatannya kuat, hujan
itu benar-benar mengganggu. Membuatmu terpisah dengan tubuhmu sendiri, kemudian
kau memandangi tubuhmu bekerja, mati-matian menahan rindu dan kemudian gagal
karena langit menumpahkan air matanya. Dua detik setelah itu, tangisanmu
bersaing dengan air hujan.
Kau menang, air matamu lebih banyak.
dikutip dari : http://bulangerimis.tumblr.com/post/138897731545/mereka-yang-tidak-pernah-jatuh-cinta