malam
mengapa begitu dingin, sedingin bahasa kepiluan menyapa bising sendu kristal
air mata sayu yang meneteskan penyesalan. di dalam kekalutan hati merangkai
puisi cinta kesedihan hati yang tak mampu ku bendung. kini aku semakin terpuruk
jatuh didalam lembah sunyi.
kini
biarkan aku dalam kesunyianku. saat bahasa kalbu, merapalkan bait bait pilu
mencekik nalar sempit untuk mencerna otak untuk berkata. aku menghujam benalu
yang membuat amarah menjadikan angkara dan dusta, mewarnai dunia kisah cinta
yang syakral.
untuk
mu dan untuk rahasia cinta yang tak dapat aku kuak diatas normalku yang tak
sempurna. aku mencoba berdiam diri untuk wanita ku dan harapan. biarkan aku
terdiam seribu bahasa, untuk meredamkan kekerasan jiwa yang tak dapat menyatu
saat air dan api hanya saling mengumbar kebencian. tiada ciut satu sama lain,
mementingkan ego merajai nalar nurani.
biarlah
aku hanya menatap malam sepiku bersama bayang bayang semu yang menghantui jiwa
ku. biarkan aku bertanya kepada dedauan dan angin yang meniupkan nafas
kehidupan hampa tanpa cintamu. biarkan sang waktu yang menjawab ketika sejarah
cinta yang kita bina harus melangkah tertatih tertusuk kerikil liku dunia,
menguji jiwa jiwa cinta kita.
sepasang
kekasih berdiam seribu bahasa.......
0 komentar:
Posting Komentar