Minggu, 30 Oktober 2016

Risalah Oktober

akan ada bulan di mana hujan adalah pengganti matahari sepanjang waktu,dimana bintang muncul dini hari,dimana ketika banyak manusia teringat kembali masa lalunya.

Meskipun hujan tidak merata di seluruh permukaan bumi , tapi ia merata di seluruh hati manusia. Banyak sekali yang merindukan hujan tiba di teras rumahnya , namun begitu membencinya ketika ia harus menunggu hujan reda di bawah halte bus ataupun emperan toko.
Hujan itu datang dengan dua sifatnya , sifat yang disifati oleh manusia. Sebab hujan hanya memiliki satu hal , yaitu membawa rahmat bagi semua makhluk hidup. 
Hujan dirindukan dan dibenci , ia tidak peduli meski begitu hingga manusia lelah sendiri membencinya. Mengutukinya yang tak kunjung datang atau tak kunjung reda di kala deras. Ia menjadi inspirasi banyak manusia untuk menulis , membuat sendu banyak manusia hingga menangis.
Jika hujan itu pilih kasih , tentu saja ia akan lebih menyukai datang kepada orang-orang yang merindukannya. Hujan yang tiba dengan caranya. Pergi dengan caranya. Menyisakan tanah dan hati manusia yang basah.
Suatu ketika , hujan turun sepuluh kali lebih deras , ia menyampaikan peringatan Tuhannya kepada manusia-manusia yang lalai. Lupa shalatnya mungkin , atau lupa pada Tuhannya.
Kepada negeri yang di dalamnya tumbuh penyakit , ia turun lebih banyak untuk membasuhnya , kadang dia perlu tanah untuk melengkapi kesuciannya. Sebagaimana seorang terkena air liur anjing.
Kadang pula ia datang bersama petir , kadang ia datang bersama angin. Manusia manusia berbahagia dan bersedih , ia tidak peduli. 
Kadang pula seperti itulah kamu , seperti hujan.
Mengaduk perasaan , kadang meneduhkan , dan lebih banyak tidak peduli. Sekalipun begitu mencintaimu.
————————————————————-
katanya ini bulan bahasa , waktunya bermain kata dan mengasah rasa


Kurniawan gunadi

easy-forex